Menag: Omicron Mengkhawatirkan tapi Tak Perlu Terlalu Berlebihan
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menanggapi kekhawatiran para anggota Komisi VIII DPR terhadap varian baru COVID-19 Omicron jika ibadah umroh dilaksanakan pada Desember 2021. Yaqut menyebut Omicron memang varian yang perlu dikhawatirkan, tapi tidak perlu berlebihan.
"Memang Omicron, Bapak-Ibu sekalian, ini cucu dari virus COVID-19, yang menurut data yang saya punya, memang, gimana ya, perlu dikhawatirkan, tapi tidak perlu berlebihan," kata Yaqut saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di gedung MPR/DPR, Selasa (30/11/2021).
Yaqut menjelaskan Omicron mengkhawatirkan lantaran memiliki kombinasi key mutation dari varian lain. Dia menyebut seluruh varian berbahaya COVID-19 menyatu dalam Omicron.
"Data yang saya dapat dari Menkes, Omicron punya kombinasi key mutation atau mutasi berbahaya yang dimiliki variant of concern lain, jadi anak-anak virus COVID-19 itu masing-masing memiliki varian berbahaya, dan varian-varian berbahaya dari virus COVID ini menyatu dalam Omicron, kira-kira gitu, ini perkiraan semua," kata Yaqut.
Selain itu, Yaqut menyebut Omicron mengkhawatirkan lantaran memiliki kemungkinan penularan yang tinggi dan bisa menghindari antibodi yang selama ini dibentuk tubuh. Meski begitu, dia menekankan belum ada bukti bahwa Omicron ini memiliki keparahan yang tinggi.
"Omicron memiliki potensi atau kemungkinan penularan tinggi dan penurunan efektivitas respons imun antibodi yang sebelumnya terbentuk dari infeksi maupun vaksinasi, jadi antibodi yang sudah dibentuk karena pernah kena atau karena vaksin itu bisa dihindari oleh jenis virus Omicron ini, tapi tidak ada bukti keparahan yang tinggi dibanding varian of concern lainnya. Jadi menyebar lebih cepat tapi tingkat keparahannya mild jadi tidak terlalu kuat," ujarnya.
Lebih lanjut Yaqut menyebut salah satu alasan penularan Omicron di Afrika tinggi adalah vaksinasi yang masih rendah di sana. Karena itulah, dia berpendapat, Omicron memang perlu dikhawatirkan tapi tidak perlu terlalu berlebihan.
"Kenapa tadi dikatakan Bu Sely kenaikan 500 persen, bukan 500 kali ya, 500 persen di Afrika? Karena memang Afrika itu, secara umum Benua Afrika, baru 3,5 persen yang divaksin, jadi sangat jauh dibanding kita yang sudah 70-an persen. Jadi saya kira kita perlu waspada, tapi tak perlu khawatir terlalu berlebihan. Indonesia terus antisipasi ini," kata Yaqut.
Mantan Ketum GP Ansor itu menegaskan Omicron memang perlu dikhawatirkan tapi tidak usah berlebihan. "Jadi sekali lagi bahwa Omicron kita waspadai tapi tidak perlu dikhawatirkan, insyaallah kita selamat selama kita menjaga protokol dengan baik dan rajin berdoa dan menabung supaya bisa pergi haji dan umroh," ujar Menag.[detik.com]