Ormas Pemuda Pancasila Ancam Gelar Demo Lagi, Ini Kata Polisi
Polda Metro Jaya angkat bicara perihal rencana ormas Pemuda Pancasila menggelar demo lagi setelah aksi yang berakhir ricuh, Kamis (25/1) kemarin. Polisi meminta ormas Pemuda Pancasila mengikuti ketentuan dalam menggelar unjuk rasa.
"Tentunya demo atau menyampaikan aspirasi itu kan ada ketentuannya ya. Harus menyampaikan ke kepolisian," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan saat dihubungi, Jumat (26/11/2021).
Zulpan mengatakan pihaknya menghormati hak menyampaikan pendapat di muka umum. Dia menyebut, jika persyaratan aksi telah terpenuhi, kepolisian akan melakukan pengamanan.
Namun Zulpan kembali mengingatkan agar tidak terulang demonstrasi anarkistis seperti Kamis (25/11) kemarin.
"Kita juga nanti apabila ada penyampaian (pendapat di muka umum), tentunya akan kami berikan pelayanan dan pengamanan. Sepanjang itu tidak anarkis dan tidak brutal, tidak menyalahi aturan, Polri akan mengamankan," terang Zulpan.
Terkait wacana ormas PP yang akan menggelar demo lagi ini, Zulpan menyebut sejauh ini pihak kepolisian belum menerima surat pemberitahuan dari pihak Pemuda Pancasila.
"Belum sejauh ini," ujar Zulpan.
Pemuda Pancasila Ancam Demo Lagi
Pemuda Pancasila (PP) membuat ultimatum kepada anggota DPR Fraksi PDIP Junimart Girsang untuk meminta maaf dalam waktu 3x24 jam. Jika tidak, mereka akan mengelar demo lagi.
"Kami tetap akan melaksanakan aksi lanjutan sebelum adanya permintaan maaf dari Junimart Girsang, jadi saya juga sudah ingatkan dengan teman-teman yang lain kita melakukan beberapa ultimatum. Dalam 3x24 jam, jika Junimart Girsang tidak melakukan permintaan maaf secara terbuka, maka kami akan tetap melaksanakan aksi damai kami," kata Sekjen Pemuda Pancasila, Arif Rahman, dalam konferensi pers di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11/2021).
Arif mengatakan pihaknya juga berharap Junimart datang secara langsung ke Sekretariat Pemuda Pancasila untuk berdialog. Dia mengatakan PP merasa tersinggung oleh pernyataan Junimart.
"Supaya beliau bisa datang, paling tidak ke sekretariat kami di Pejaten Barat untuk berdialog dan melakukan permintaan maaf kepada kami yang notabene merasa tersinggung dengan statement beliau, yang memang meminta untuk tidak diperpanjang lagi kepengurusan izin dari Pemuda Pancasila dan bahkan ada wacana pembubaran," ucapnya.
Arif meminta Junimart meminta maaf secara terbuka kepada publik melalui media. Arif menilai pernyataan Junimart di medialah yang menjadi pemicu kekecewaan pihaknya.
"Melakukan permohonan maaf secara terbuka, baik di media online, cetak, maupun televisi. Karena beliau kan kemarin cukup banyak menyebarkan berita-berita, hampir semua media tersebar dari Junimart, mengenai bagaimana PP itu digambarkan sangat buruk, akibat bentrokan di Kedoya," ucapnya.
Arif menegaskan kerusuhan yang terjadi di Kedoya merupakan perbuatan oknum, bukan atas nama organisasi. Maka, menurutnya, tidak pantas jika Junimart lantas berbicara organisasi Pemuda Pancasila untuk bubar.
"Itu yang sedang kita evaluasi bersama dan kita sedang ikuti bersama. Seharusnya kan itu oknum, bukan organisasi. Apakah kalau ada anggota partai yang jadi bupati, gubernur, atau menteri yang korupsi, terus kita harus menyatakan bahwa partainya bubarkan? Kan tidak," ujar Razman.
"Kita juga berharap jangan ceroboh dalam membuat statement karena ini sangat sensitif sekali. Karena kami Pemuda Pancasila bukan organisasi kecil, kita organisasi besar yang memang tingkat nasional dan memang kami lahir sejak tahun 59, sudah 62 tahun, dan kami adalah bagian dari panggilan sejarah kami didirikan oleh beberapa jenderal. Jadi kami sangat tersinggung sekali dengan pernyataan Junimart Girsang," lanjut Razman.[detik.com]