Erick Thohir: Indonesia Produsen Batu Bara, Kalau Krisis kan Aneh, Ada yang Salah
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Indonesia merupakan negara produsen batu bara ketiga terbesar di dunia. Karena itu, jika terjadi krisis batu bara di dalam negeri, maka ada yang salah dan harus diperbaiki.
Salah satunya, perihal harga batu bara wajib pasok atau Domestic Market Obligation (DMO). Memang, terjadi disparitas harga DMO untuk PLN dan harga ekspor batu bara ke luar negeri. Produsen batu bara memilih mengekspor energi primer itu karena nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan jika dipasok ke PLN.
"Indonesia ini negara yang memproduksi batu bara, kalau terjadi krisis kan aneh, ada yang salah. Hongkong dan beberapa negara saja yang tidak banyak batu bara saja mereka tidak krisis," kata dia, dalam sesi wawancara dalam program iNews Prime, dikutip Jumat (6/1/2022).
Karena itu, Erick menegaskan, ada yang harus diperbaiki dalam pengelolaannya. Salah satunya, PLN harus membuat kontrak jangka panjang pasokan batu bara.
"Toh sudah ada harga DMO-nya. Dan harga DMO itu kalau bisa nanti harganya di bawah harga DMO, kan tinggal direvisi setiap tahun," ujarnya.
Dia pun mengaku khawatir saat terjadinya defisit pasokan batu bara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN. Pasalnya, krisis energi primer itu berdampak pada distribusi listrik secara nasional.
Erick menuturkan, pasokan listrik merupakan komponen terbesar atas pertumbuhan makro ekonomi Indonesia. Lantaran, operasional semua sektor industri dalam negeri bergantung pada supply listrik yang diberikan PLN. Dia menilai sangat membahayakan bila terjadi pemadaman akibat kelangkaan batu bara.
"Karena itu Bapak Presiden (Joko Widodo) meminta PLN dan perusahaan batu bara harus memprioritaskan kebutuhan dalam negeri. Kenapa? Ekonomi kita lagi tumbuh, dan listrik ini adalah komponen besar bagi pembamgkitan industri dam ekonomi. Kalau sampai mati ini jadi bahaya," tutur Erick.
Erick pun memastikan pasokan batu bara di PLN terpenuhi untuk sementara waktu. Dia juga akan memastikan stok batu bara untuk pembangkit listrik tetap terpenuhi ke depannya.
Kepastian tersebut usai meminta manajemen PLN memperbaiki struktur pembelian batu bara. Pengadaan batu bara dengan produsen harus bersifat jangka panjang.
"Apakah kebutuhan batu bara untuk PLN pada saat ini sudah terpenuhi sekarang, yang kemarin belum (terpenuhi) sekarang sudah terpenuhi," ucap Erick.
[inews.id]