Menelisik Perjalanan UCFOS IMM FKIP Uhamka
GHIRAHBELAJAR.COM, JAKARTA - Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (SPM) PK IMM FKIP UHAMKA mengadakan kegiatan Kajian UCFoS (Uhamka Collage for Students) pada Ahad (17/4), secara daring melalui aplikasi zoom meeting. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bidang SPM PK IMM FKIP Uhamka dengan tujuan supaya peserta dapat mengetahui sejarah dan latar belakang berdirinya UCFoS.
Kajian yang diperuntukkan hanya Internal PK IMM FKIP UHAMKA dan UCFoS ini dibuka oleh Riky Ramadan selaku moderator. Lalu dilanjut dengan sambutan dari Ketua Umum PK IMM FKIP Uhamka Wardah Samiah yang menjelaskan alasan diadakannya kajian ini.
“Alasan diadakan kajian ini karena selalu bermunculan pertanyaan-pertanyaan UCFoS ini bagaimana latar belakang berdirinya. Padahal ketika kita kehilangan sejarah berarti kita kehilangan jati diri, visi dan misi secara tidak langsung. Banyak teman-teman yang bergabung di UCFoS merasa secara esensi apa yang ada di dalam diri mereka telah hilang karena terputusnya sejarah. Kegiatan Ini juga bisa menjadi penyemangat untuk teman-teman pengajar UCFoS yang ternyata dengan latar belakang pada saat itu yang akhirnya UCFoS bisa berdiri sampai hari ini,” ujar Wardah, Ahad (17/4).
Narasumber dalam kajian ini yaitu Andri Yulianto yang merupakan pendiri UCFoS. Sebelum memulai materi, Andri menjelaskan sejarah dimaknai sebagai ruh dan peradaban. Sejarah itu bukan sekadar teks melainkan harus menontekstualisasikannya di dalam kehidupan. Selanjutnya, Andri menjelaskan materi tentang sejarah dan latar belakang berdirinya UCFoS. UCFoS didirikan oleh Andri dan teman-temannya pada tahun 2005.
“Karena melihat dari kondisi warga sekitar kampus dan kondisi internal pengurus yang mempunyai semangat untuk memiliki kegiatan yang bermanfaat untuk sekitar kampus. Kondisi saat itu warga belum harmonis. Jadi, pada saat itu anak-anak di belakang kampus sering melempar batu ke kampus dan kadang-kadang ada saja benda yang pecah di kampus. Maka dari itu kita membuat sesuatu kegiatan yang bisa bermanfaat dan berdampak positif untuk warga sekitar,” ujarnya.
Ketika itu, dia menjelaskan, Andri dan teman-teman nongkrong di warteg sambil memikirkan nama yang pas untuk kegiatan ini dan muncullah nama UCFoS yang artinya kampus yang mendampingi siswa-siswa sekitar untuk belajar dan mudah-mudahan menjadi berkah serta bermanfaat untuk warga sekitar. “Alhamdulillah pada saat itu warga sangat antusias. Ketika ba’da dzuhur orang tua akan mengantarkan anaknya ke kampus untuk melaksanakan bimbel dan belajar di kelas lantai 4 dan lapangan kampus. UCFoS juga memiliki target pada saat itu yaitu ingin mendampingi siswa karena pada saat itu kan ada UN, ingin mendampingi anak minimal pelan-pelan belajar terkait ibadah praktis mengajarkan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ), dan membimbing siswa memahami pelajaran yang memang belum tuntas di sekolah,” kata Andri.
Pada akhir penjelasannya, Andri memberikan tawaran atau saran untuk UCFoS sekarang, yaitu membuat PBKM. “Hari ini saat nya teman-teman mengasah skil, mengasah kompotensi yang nantinya akan menguatkan kita untuk kedepannya mau jadi apa kita,” ujarnya.
Andri mengaku siap untuk mendampingi kembali menata UCFoS ke depannya. “Gambaran saya UCFoS itu kana da nama Uhamka collage bagaimana kalau ini menjadi bahkan kemudian bukan hanya sebatas bimbel tetapi sebuah laboratorium tentang miniature pendidikan. Bisa jadi Uhamka leadership School misalkan. Artinya membuat sekolah program PKBM tapi nonformal dan fokus kepada leadership. Kan ini menjadi bentuk mungkin kurikulumnya dibebaskan,” katanya.
Sementara itu, Fadila Ti Allutfia selaku ketua Bidang SPM PK IMM FKIP Uhamka memberikan pengantar terlebih dahulu sebelum memberikannya kepada Ketua Umum UCFOS. “Alhamdulillah, dari tahun 2019 UCFoS sudah menjadi LSO (Lembaga Semi Ortom) yang dibawah naungan bidang SPM. Jadi UCFoS sudah memiliki kepungurusannya tersendiri. Selain itu juga UCFoS sudah memiliki silabus serta RPP. Untuk lebih jelasnya akan ditambahkan oleh Ketua Umum,” katanyam Ahad (17/4).
Penjelasan selanjutnya ditambahkan oleh Ketua Umum UCFoS Maya Luthfatul Maulida. Maya menjelaskan dengan detail kondisi UCFoS saat ini dan di akhir penjelasan Maya pun bertanya kepada kakanda IMMawan Andri terkait tips supaya pengajar rajin mengikuti UCFoS.
“UCFoS ada dua tempat mengajar yaitu di Kampung Ragunan dan Kampung Gedong. Kondisi di Kp Ragunan mayoritas pekerjaannya adalah pemulung, dan mayoritas anak-anak disana mengambil sekolah paket. Kalau di Kp Gedong rata-rata anaknya sudah sekolah jadi kami hanya menambah materi untuk mereka saja. Pengajar diminta untuk membuat RPP terlebih dahulu lalu diajarkan kepada anak-anaknya. Untuk anak-anaknya mereka sangat antusias dan mudah nyaman dengan kami. UCFoS dilaksanakan setiap hari Sabtu dan Minggu namun dari pengajarnya yang datang hanya itu-itu saja. Pengajar yang tidak pernah ikut akan di evaluasi dan ditanya kembali terkait komitmennya ketika screening dulu. Jika dirasa sudah tidak ingin mengajar lagi maka silahkan untuk mengundurkan diri. Saya izin bertanya kak bagaimana supaya pengajar rajin mengikuti UCFoS?” ujar Maya.
Andri menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Maya yaitu harus membuat pengajarnya nyaman terlebih dahulu di UCFoS, memberikan benefit atau feedback seperti sertifikat, bertanya terlebih dahulu apa tujuan pengajar mengikuti UCFoS, dan membuat atau menyusun program untuk mengembangkan fasilitatornya atau SDM supaya lebih baik lagi serta dapat mengetahui tahapan perkembangan anak. Kegiatan kajian UCFoS ini diakhiri dengan sesi foto bersama.