Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jokowi Jawab Anwar Abbas soal Kesenjangan: Jangan Dipikir Saya Tak Kepikiran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab kritik dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, soal kesenjangan. Jokowi menegaskan selalu memikirkan upaya untuk mengurangi kesenjangan sebab dirinya pernah menjadi orang susah.

"Ya saya juga, dipikir saya nggak kepikiran? Gini rasio waktu saya masuk 0,41 lebih. Kepikiran bapak ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran. Jangan dipikir saya nggak kepikiran. Kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah. Saya merasakan betul. Dan enak menjadi orang yang tidak susah memang," ujar Jokowi dalam acara pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam Ke-II MUI seperti disiarkan di akun YouTube MUI, Jumat (10/12/2021).

Jokowi mempersilakan pengurus MUI jika ada yang memerlukan lahan sangat besar untuk mengajukan kepada dirinya. Namun tujuan penggunaannya harus jelas dan tak bisa asal menunjuk lahan.

"Silakan. Untuk apa? Tapi jangan menunjuk pak saya yang di Kalimantan saja. Jangan. Saya yang memutuskan oh bapak butuh 10.000 ya. Saya berikan nih ada di Sumatera. Oh 50.000 saya ada nih di Kalimantan, silakan. Dengan sebuah visibilty yang itung-itungan dan kalkulasi yang jelas. Jangan sampai kita berikan tahu-tahu diambil juga yang itu lagi. Dibeli yang itu lagi. Untuk apa saya memberikan konsensi kalau untuk itu. Dan itu kejadian sudah berpuluh-puluh kali seperti itu terus," ujar Jokowi.

"Akan banyak nanti bank tanah kita ini, sudah ada yang mengkomandani akan banyak sekali yang kita cabuti. Sudah, ini ndak, ini sudah lebih dari 20 tahun, lebih dari 30 tahun, ndak. Masukan ke sini, ke bank tanah. Baik itu HGU maupun HGB. Agar semua lahan yang kita miliki betul-betul produktif," sambung Jokowi.

Jokowi Jelaskan Usaha Mikro

Jokowi juga menjelaskan mengenai usaha mikro dan ultramikro. Dia siap mengajak MUI untuk melihat PNM Mekaar.

"Memang banyak yang nggak tahu. Tapi nanti bulan-bulan Januari, Februari kalau boleh saya ajak dari MUI dipimpin juga Pak Buya Anwar Abbas. Nggak apa-apa. Entah 5 orang, entah 10 orang akan saya ajak apa yang sudah kita bangun yang namanya Mekaar. PNM itu 2015 kita hanya bisa mengumpulkan 500.000 usaha mikro, usaha ultra mikro yang pinjamannya Rp 3 sampai Rp 5 juta. Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Sekarang sudah nasabahnya sudah mencapai 9,8 juta. Grameen Bank, Grameen Bank itu totalnya hanya 6,5 juta, dia mendapatkan Nobel. Ini kita sudah 9,8 juta tapi nggak dapet Nobel," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan sistem di PNM Mekaar sudah berkembang. Pihak yang tidak bisa mengansur akan dibantu oleh pihak lain.

"Insyallah sampai 2024 akan mencapai target kita 20 juta. Tapi memang masih banyak karena usaha kecil, usaha mikro, usaha ultra mikro kita ada 64 juta. Topangan ekonomi informal kita ini memang sangat-sangat besar sekali," imbuh Jokowi.

Jokowi sebenarnya sedih melihat porsi pinjaman bank untuk UMKM yang masih rendah. Jokowi mengatakan pemerintah juga sudah berupaya untuk menaikkan porsi pinjaman bagi usaha-usaha kecil.

"Saya juga sedih, melihat porsi pinjaman bank kita juga, usaha UMKM hanya diberi 20%. Sisanya yang tengah, yang gede. Kita maksa pun nggak bisa karena 'Pak kami bekerja berdasarkan kalkulasi dan visibility study yang semuanya terkalkulasi. Nggak bisa bapak mendorong-dorong kami'. Saya kan nggak minta banyak-banyak, saya minta minim 30% saja , tapi naik dari 20. Ini pun masih tarik ulur tapi dipaksa nggak bisa," ujar Jokowi.

"Bank kita tuh nggak bisa. 'Pak kita ini bekerja dengan kehati-hatian yang tinggi, pruden. Nggak bisa bapak memaksa kami dengan target-target seperti itu'. 'BRI mungkin bisa lebih dari 80% ke usaha kecil, usaha mikro, ultra mikro tapi kami nggak bisa yang lain. Karena kami memang basis kami di usaha-usaha besar dan usaha-usaha menengah'. Inilah kesulitan-kesulitan yang kita miliki tetapi insyallah nanti dengan bank Syariah Indonesia (BSI) yang gede-gede, yang dari kecil menjadi tengah menjadi gede bisa dilayani oleh BSI," beber Jokowi. [detik.com]